Jumat, 25 November 2011

Nasehat untukmu, Nak. . .


Bapak yakin, kamu sudah cukup mengerti mana yang benar dan mana yang salah, apa yang baik dan apa yang tidak. Tapi nak, Bapak khawatir…

Kamu paham hukum-hukum dalam fisika, kimia, biologi, dan banyak hukum lainnya tetapi kamu tidak paham hukum Islam.

Kamu bisa menghitung prevalensi, insidensi, bahkan memperkirakan populasi masyarakat dunia lima tahun kedepan, tapi kamu kebingungan untuk menghitung zakat yang harus kamu keluarkan.

Kamu fasih berbahasa inggris, tapi sudah sangat kesusahan untuk membedakan ayat mana yang bacaannya menggunakan a atau ‘a, tho atau dho, sa atau sya, ka atau qa, ha atau kha.

Kamu khatam membaca buku-buku Best Seller yang sedang laris di pasaran, tapi kamu tak mengerti terjemahan satu lembar surat saja dalam alqur’an.

Kamu memiliki gelar akademik berjubel, tapi pengetahuan agamamu berantakan. Kamu tidak mengerti siapa saja mahrommu, apa landasan hukum yang jelas atas amalanmu, dan kamu hanya bisa menjawab:”katanya...”.

Kamu bisa menghapal ratusan landasan teori dari banyak aplikasi, tapi kamu sama sekali tak mengerti ayat-ayat mana yang berisi perintah Alloh dalam menjalani hidup ini.

Bapak takut kamu bingung Nak…

TV mengajari menikah dengan anak di bawah umur itu bejat dan tidak berperikemanusiaan, apa kamu juga mau bilang Nabi Muhammad yang menikahi Aisyah umur 6 tahun itu bejat dan tidak berperikemanusiaan?

TV mengajari makan jilat tangan itu tidak sopan, tapi di hadits yang kamu temui malah sunnahnya adalah menjilat tangan.

TV mengajari kalau ketemu orang itu salaman, padahal di hadits yang kamu pelajari, lebih baik kamu ditusuk besi panas daripada bersentuhan dengan bukan mahrom.

Di TV disiarkan bahwa lesbi dan homo itu manusiawi dan sudah lazim, tapi di hadits, mereka itu layak dihukum mati.

Bapak takut kamu menomorduakan Quran Hadits karena tidak logis menurut kamu dan kamu mengarah ke logika-logika praktis seperti itu. Bapak takut pikiranmu dibentuk oleh mainstream yang tidak Islami seperti itu.

Kalau agama ini menuruti kelogisanmu, tidak akan ada cerita 313 pasukan islam dengan perbekalan dan senjata yang jauh dari memadai bisa menang melawan 1.000 pasukan kafir dengan perbekalan dan senjata yang berlebihan waktu perang Badar.Tidak akan ada cerita pasukan islam masih bertahan di perang Khandaq setelah dikepung dari segala penjuru.Bagaimana mungkin?!? Itu semua tidak akan masuk ke logikamu, nak.

Kamu akan berwudhu dengan membasuh duburmu kalau kamu mau ikut logika, tapi bukan begitu yang diajarkan, nak. Kita tidak tahu apa-apa. Keimanan itu bukan kelogikaan. Iman itu artinya yakin. Yakin bahwa aturan itu tepat walau tidak masuk dalam logika.

Itulah kenapa kamu harus mendalami Quran Hadits dengan benar. Kamu tahu kan, bahwa ilmu yang wajib dicari itu ada tiga: ayat yang menghukumi, sunah yang ditegakkan, dan ilmu hukum waris. Intinya kamu wajib belajar Quran Hadits. Ilmu yang di luar itu statusnya cuma ilmu tambahan.

Dalamilah ilmu agama, nak. Malaikat akan membentangkan sayap-sayapnya karena senang padamu yang sedang mencari ilmu. Sampai ikan-ikan di lautan, semua mendoakanmu, nak. Kalau kamu jadi pengajar dan pengamal Al-Quran, Bapak bakal dapat mahkota emas yang terangnya lebih dari matahari. Itu jauh lebih membanggakan dari Bapak dipanggil mau diberi penghargaan karena kamu meraih nobel. Bapak dapat mahkota, kamu tentu dapat lebih dari itu, nak.

Setelah ilmumu kuat, aplikasikan, sebarkan, dan perjuangkanlah semaksimal yang kamu bisa, nak. Jangan takut cacian orang. Jangan menyerah walau sedunia ini memusuhi kamu.

Nak, dari dulu orang hebat itu selalu dianggap asing di zamannya. Itu bukan berarti kamu harus menjadi asing, nak, bukan. Tapi, risiko kamu “diasingkan” masyarakat itu besar kalau kamu bawa nilai-nilai baru, atau nilai-nilai lama yang dianggap baru.

Anak muda seperti kamu punya tenaga dan semangat yang jauh lebih besar daripada orang tua seperti Bapak begini. Ibnu Umar, pada usia 13 tahun ingin ikut dalam Perang Badar, tapi dilarang, nak, karena masih terlalu muda. Ia akhirnya ikut dalam perang Khandaq pada umur 15 tahun. Sejak belia, beliau senang mencari ilmu. Beliau menjadi periwayat hadits kedua terbanyak setelah Abu Hurairoh.

Kamu tentu sering dengar Ali bin Abi Thalib. Beliau sudah menjadi bintang lapangan pada Perang Badar, saat usianya masih sekitar 25 tahun. Beliau menjadi pimpinan pasukan Perang Khaibar, beberapa tahun kemudian, yang akhirnya menang gemilang. Beliau yang membunuh Marhab, panglima besar Yahudi. Semua dalam usia belia, anakku.

Imam Bukhori yang menyusun hadits tershahih sampai sekarang, beliau mulai berkelana pada umur 16 tahun. Jiwa muda yang tetap teguh belasan tahun menghimpun hadits-hadits shahih. Kamu tahu apa yang terjadi pada Imam Bukhori, anakku? Beliau diusir dari kampung dan menjadi musuh banyak orang pada zaman itu. Tapi itu tidak membuatnya gentar.

Kamu tau siapa Abu Dzar Al-Ghiffari, Salman Al-Farisi, dan para sahabat Nabi lainnya, Nak...?

Harusnya kamu mengenali beliau semua lebih dari pengenalanmu pada Habiburrahman El Shirazy.

Kuatkan pondasi agamamu ya Nak, telah tiba giliranmu untuk meneruskan perjuangan sebagai seorang muslim. Selamat berjuang nak, luruskan niat. Belajarlah apapun yang bermanfaat , tapi tetap...agama harus lebih kamu utamakan, cakupannya dunia akhirat.

Bapak mendoakanmu, Nak...

)* catatan saudara di lintas kota, dengan beberapa penyesuaian.

[scientz.multiply.com]

via :

http://www.facebook.com/profile.php?id=1774721496#!/notes/dinda-dewi-zalinda/nasehatku-untukmu-nak/10150570474970031

Tidak ada komentar: