Minggu, 24 Mei 2009

Cara membuat Yoghurt


Bahan :

  • · Air 1 liter
  • · Susu bubuk 150 gr
  • · Bibit yoghurt
  • · Essence (buatan Germany lebih oke)
  • · Pewarna makanan (ga wajib sih)

Sebenarnya susu yang digunakan bisa susu apa saja, tapi lebih ekonomis, enak, dan teruji apabila menggunakan susu bubuk. Apabila menggunakan susu segar, kadang-kadang kualitas susu tidak sama. Boleh saja sih menggunakan susu UHT, tapi resikonya dapat membengkakkan biaya produksi, jadi ga ekonomis. Terus bagaimana kalau kita iseng menggunakan susu kuda liar. Menurut Kang Yudi sih, susu kuda liar apabila difermentasi maka bakteri yoghurt sulit untuk tumbuh. Sedangkan susu bubuk kualitasnya udah standar dan harganya relatif ga murah-murah amat tapi ga mahal juga.

Untuk proses pembuatannya sendiri kira-kira seperti ini:

· Air 1 liter dicampur dengan susu bubuk sebanyak 150 gr. Jadi apabila ada air 4 liter, susu bubuk yang dibutuhkan 600 gr. Kalau bisa sih susu bubuknya jangan produk yang mensuport Yahudi.

· Proses pencampuran ini dilakukan di dalam panci yang dipanaskan dengan api sedang-sedang saja, pake LPJ yang 3 KG juga boleh ko. Adonan susu terus diaduk non stop sampai temperatur berkisar 334 K-263 K, hayo kira-kira berapa derajat Celcius kah?

· Apabila sudah mencapai temperatur tersebut api dipadamkan (ya iyalah...). Pindahkan susu tersebut ke dalam wadah dan didinginkan sampai suhu 313 K. Campurkan bibit yoghurt kira-kira 4%-5% dari volume susu, hmm kira-kira 40gr atau 50gr. Jangan lupa untuk diaduk ya!

· Taruh susu yang sudah diwadahkan ke dalam inkubator. Pertahankan temperaturnya kalau bisa sih konstan 314 K.Inkubator yang digunakan bisa berupa tempat penyimpanan agar makanan/minuman tetap dingin, yang sederhana aja lah.

· Proses inkubasi kira-kira menyedot waktu 6-8 jam, ingat jangan sampai lebih dari 8 jam. Bila suda selesai proses inkubasi, yoghurt (sekarang sudah berbentuk yoghurt) disaring dan dimasukkan ke wadah yang lainnya. Hati-hati bila adonan yoghurt tidak merata, banyak pecah di sana-sini, dan ada air yang terpisah mencapai 20% larutan, maka jangan dikonsumsi. Yoghurt tersebut bisa dibilang gagal. Coba lagi....

· Kemudian yoghurt didinginkan sampai dingin. Dalam keadaan dingin inilah baru yoghurt mengalami proses perasaan seperti diberi gula secukupnya (sesuai selera). Tambahkan essence sebagai cita rasa lain dan pewarna makanan yang baik dan halal. Sebaiknya jangan iseng mencicipi yoghurt yang masih plain tidak berasa, karena rasanya asem dan kurang maknyuz.

· Yoghurt bisa langsung diminum atau dikemas ke dalam botol atau dalam plastik, tergantung naluri bisnis anda!

Biasanya dalam pembuatan yoghurt, agar hasil maksimal gunakanlah bibit yoghurt. Sebaiknya jangan menggunakan yoghurt yang sudah jadi sebagai bibit, kemungkinan gagal sangat besar.

Jangan lupa berdoa sebelum memulai pekerjaan anda. Pastikan juga lingkungan pembuatannya bersih, jangan banyak berbicara saat dalam proses pembuatan (gunakan masker bisa), karena dapat menyebabkan bakteri-bakteri busuk dari mulut kita ikut nimbrung di dalam yoghurt.

Susu Pasteurisasi



PASTEURISASI adalah proses pemanasan susu (atau juga bahan makanan lain) pada suhu yang telah ditetapkan sehingga hanya membuhun “kuman”. Setelah itu proses dilanjutkan dengan mendinginkan dan memberi gula supaya menambah rasa dan menjadi lebih awet.

Metode pasteurisasi yang umum digunakan yaitu

  1. HTST/High Temperature Short Time, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi sekitar 75oC dalam waktu 15 detik, menggunakan alat ysng disebut Heat Plate Exchanger.
  2. LTLT/Low Temperature Long Time, yaitu pemanasan dengan suhu rendah sekitar 60oC dalam waktu 30 menit.
  3. UHT/Ultra High Temperature, yaitu pemanasan dengan suhu tinggi 130oC selama hanya 0,5 detik saja, dan pemanasan dilakukan dengan tekanan tinggi. Dalam proses ini semua MIKROBA mati , sehingga susunya biasanya disebut susu steril.

Tips Mengurangi Kalium Pada Sayuran dan Buah


Bagi Anda yang terkena hemodialisa umumnya terjadi hiperkalemi (tingginya kadar kalium dalam darah). Hal ini karena menimbulkan rasa sesak, sehingga dalam pengaturan diet (makanan), kadang merasa takut untuk mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung kalium.

Kalium sangat banyak pada bahan makanan jenis sayuran dan buah - buahan, hal tersebut juga tidak baik, karena Anda akan kekurangan vitamin C dan serat yang berakibat sulit buang air besar.

Bagaimana cara agar Anda yang terkena hemodialisa dapat mengkonsumsi sayuran dan buah - buahan. Ada 3 cara supaya dapat mengkonsumsi sayur dan buah - buahan. Ketiga cara tersebut sebagai berikut :

1. Merendam (sayur dan buah - buahan) dengan air panas selama 15 menit. Cara ini dapat
menghilangkan kadar kalium sebanyak 5 % dari kadar awal.

2. Merebus (Sayur dan buah) selama 15 menit. Caranya adalah panaskan air, pada saat
air sudah mendidih masukkan sayur dan buah - buahan ke dalam air mendidih tersebut
selama 15 menit. Kalium akan berkurang sebanyak 10 %. Cara ini bisa dikenal dengan
stup.

3. Dibuat manisan (direbus dengan penambahan gula pasir). Caranya sama dengan nomor
2 hanya saja ditambahkan gula pasir. Cara ini dapat mengurangi kadar kalium
sebanyak 15 %. Untuk yang terkena hemodialisa dengan komplikasi diabetes mellitus
tidak disarankan dengan cara nomor 3.

Lezat/Dv

Senin, 18 Mei 2009

Ulang Tahunku

Seru,
Bapak dan Adek ngucapkan selamat ulang tahun ke Q
Temen2 jg bnyk yg ngucapkan selamat ulang tahun
Tak kusangka, secepat ini waktu yang telah aku tempuh....
Umurku sudah 19 tahun

Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Karakteristik limbah:

1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:

1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah


Indikasi Pencemaran Air

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

* Bahan buangan padat
* Bahan buangan organik
* Bahan buangan anorganik

Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.

Karakteristik limbah:

1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:

1. Volume limbah
2. Kandungan bahan pencemar
3. Frekuensi pembuangan limbah

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi 4 bagian:

1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Untuk mengatasi limbah ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan menjadi:

1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah


Indikasi Pencemaran Air

Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam / rendah bersifat korosif terhadap logam.

2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

* Bahan buangan padat
* Bahan buangan organik
* Bahan buangan anorganik