Keadaan "barongan" yg q ceritakan kuranglebih seperti ini persis (tp sebelah kanan ladang padi), magrib2 tanpa adanya penerangan lewat jalanan seperti ini sendiri menuju masjid, di belakang (agak jauh) ada orang bermukena tp gk jelas itu siapa
Adzan maghrib pun berkumandang sedangkan q masi enakan d depan TV (kebiasaan jelek, k masjid kl dh iqomah. Cz rmh 'n kost deket masjid//// "pemikiran yg salah, seharusnya adzan lngsng k masjid")...
"Ayo budal nak masjid, ngko' selak munggah" (tiba2 sosok perempuan bermukena terusan, bawa sajadah ngajak q u/ segera ke masjid).
---Hati terenyuh (seneng n haru), ternyata yg ngajak iku mak Mi (tetangga sebelah rumah Emak, jualan pracangan). Berubah drastis, jd sering jamaah. Dl sempet diceritai Emak (q biasa manggil nenek q gt), mak Mi belajar2 tata cara sholat sulit (mungkin dh tua). Yg ngajari sholat Emak. . . Tp semangatnya selalu ada u/ belajar sholat.---
"Iyo mak Mi, sampean disek'o. Q tak adus disek (buru2 mandi, -+ 2 menit selesai)". Bu Lek q bilang, "ados opo iku kok cepet eram". q langsung cabut ke rumah mak Mi. Tak cari2 g' ada, e ternyata dh berangkat, kata penjaga toko nya.
Akhirnya q jalan sendiri di pematang sawah (kiri kanan hanya ada tumbuhan padi, kadang tebu) -+ 100 meter u/ menuju masjid. 50 meter diterangi lampu, sedangkan stengahnya lagi lampu mati. Melewati ladang padi, kebun tebu, barongan/ papringan (perkebunan yg banyak ditumbuhi bambu, terkesan seram).
Ternyata sebelum nyampai masjid ada sesosok perempuan yg bermukena dan pakai topi petani di belakang q (ya, biasa lah... di sini sebagian besar mata pencahariaanx petani), yg tidak lain adalah tetangga rumah (satu RT lah gampangnya, satu RT itu hampir kenal semua). Tp q g tahu itu sp cz malam hari, lagian agak jauh juga dr q. *makin bnyk aja yg rajin ibadah ke masjid pikirku. Ini berbeda 180 dengan keadaan skitar 6 bulan yg lalu dimana orang2 RT sini disibukkan dngn nonton TV & cangkruk'an saat maghrib.
Sesampainya d masjid, sandal q tak taruh d tempat tersembunyi (takut sandal hilang).
Masuk, bertemu dengan pak No & pak Men d dalam (g tahu nama lengkapnya). Pak Men iku ayah dr temen q wkt masi kecil, namanya mas Arif (Miswan Arif). 1 tahun lebih tua dr q.
- - - Gambaran sekilas tentang q & "gank" wkt kecil. Kemana2 selalu ber-5, sebut saja q (Arya), Mbak Endah, Mas Arif, mas To, Edi. Sejak TK sampai SD kls 3 q bermain ma mereka. Addaaa aja. Mulai dr mancing, gogo (cari ikan; dimana air sungai dikuras dikit, banyu diobok2 ampe ikannya mabok lalu qt tangkap), pake perangkap (dimana ikan bs masuk, tp gbs keluar. lupa namanya), caru "susuh" manuk (walo manuk emprit tetep diambil) di pohon mangga, kebun tebu (ampe kulit lecet kena daun tebu), mlinteng manuk (buru burung emprit dengan ketapel, peluru batu/ tanah liat yg sudah dibentuk dan dikeringkan sedemikian rupa), sepedahan (konyolll, tujuannya hanya untuk membatalkan puasa mbak Endah. Jd bersepeda dari Kertosono sampai Warujayeng ber-5, skitar 20 km lah), boy-boy an (main bola kasti yg digelindingkn ampe kena tumpukan pecahan genting, ditata kembali sampai berhasil). Pernah waktu itu bola dilempar sampai tengah sawah yg ditanami padi. Jd otomatis tim yg jalan mesti menang. Pernah juga kasti, sampai bola kena dahi cewek (sebut saja Ika, dy pulang n ortunya memarahi kami), pernah juga waktu gerhana matahari tabuh2 kentongan n kita semua pada sembunyi di bawah kolong tempat tidur (aneh y, lha itulah tingkah anak desa yg masih polos)... - - -
Kembali ke masjid.
Stelah selesai sholat do'a2, trus lanjut sholat sunah (hampir semua sholat, q keluar cz pngn sgera balik ke Kdiri). E..., sesampainya di dekat "barongan" q balik lg ke masjid nunggu orang2 selesai solat sunah trus pulang bareng. (G' tahu, np tiba2 takut pulang sendiri, padahal biasanya biasa ja). mak Ti (adik Emak) keluar juga. E bareng beliau aja.
Sesampainya di rumah Mak Ti, q ngobrol2 ma Buyut (94 tahun) sambil bercanda ria. *keliatan g sopan y, orang tua diajak bercanda. hehe.
Gini ceritaku ama mbah Buyut, yg asal muasalnya dr daerah Rembang (katanya sempat lihat Ibu Kartini ngajar muridnya, tetangganya kartini)
--- Kaki dipegang2, "sa'iki maleh lemu y, gk koyok aku, KETOK TULANG OTOT'E". Trus kaki diitik - itik, *kerih2,. Trus dipegang lg katanya mau dipijat, tapi eh ternyata diitik - itik lagi. *kerih2, ucapku lg. E ana malah ketawa cekikik'an, hhehe. Setelah ngobrol masalah percintaan (pacaran) dan sejenisnya ampe ketawa-ketawa (KAYAKNYA PENGALAMAN BANGET)., q pamit pulang. Tidak lama kemudian dirangkul, dipeluk, cipika - cipiki g tahu ampe brp kali. yang terakhir, pipi kiri (ampe hafal, ^^). Untung GAK PAKE LIPSTIK, hehe.
Oh my GOD! Dh lama sekali gk diperlakukan kaya gini. Terakhir wkt bayi sh sering, tp baru kali ini ada CEWEK memperlakukan seperti itu, mau menghindar g' enak. Mumpung ada kesempatan, g tahu TAHUN2 DEPAN BISA KETEMU PA NDAK. SEMOGA SENANTIAA DIBERI KESEHATAN
Terimakasih atas semuanya, termasuk do'anya. . . ---
Emak yg baru pulang dr masjid datang k rmh Mak Ti parut2 kelapa bareng (ada pesanan kue mendut, buka catering kecil2an)
"Lho Emak, Mak Mi endi?", tanyaku
Sek nak masjid, nunggu isak sekalian biasanya.
Subhanallah,,, Alhamdulillah banget
Merupakan kebahagiaan yg sangat luar biasa mengetahui kejadian ini.
Emak, Mak Mi & Mak Ti sekarang sudah lumayan rutin sholat (rajin ke masjid juga) dan mau berusaha memperbaiki sholat. Trus mak Ti td juga sempet belajar ngaji kayaknya cz td sore tak tny, "ko g da d rmh dr mn?", jawabnya "ngaji"...